Sampah masih terus jadi masalah di Indonesia. Pertambahan populasi manusia yang semakin pesat berbanding lurus dengan penambahan jumlah sampah yang dihasilkan tiap harinya. Sementara di sisi lain tempat pembuangan sampah yang tersedia terbatas baik dari segi jumlah maupun luasnya.
Karena itu jika tidak dikelola dengan baik sampah akan menjadi masalah besar bagi semua orang. Yang terbaru di Jogjakarta salah satu tempat pembuangan akhir yang ada di sana yakni TPST Piyungan harus tutup sementara sampai bulan september nanti karena kapasitasnya sudah penuh.
Tutupnya tempat pembuangan sampah akhir piyungan ini jelas membuat kelabakan semua orang karena memang semua sampah yang ada di Jogja muaranya ya ke piyungan. Akibatnya sudah bisa ditebak di sejumlah wilayah jogja saat ini sampah menumpuk dan berserakan yang pada akhirnya menimbulkan masalah baik dari segi kesehatan maupun estetik.
Mengatasi Sampah dengan Solusi Berbasis Sosial Teknologi
Untuk mengatasi sampah yang terus bertambah tentu tak bisa berharap dari cara biasa yang hanya mengandalkan satu pihak saja. Semua pihak harus berpartisipasi dalam pengelolaan sampah ini. Setidaknya setiap individu harus bertanggung jawab atas sampah yang mereka hasilkan sendiri.
Dan jika itu dirasa belum cukup maka pemanfaatan teknologi untuk pengelolaan sampah harus dilakukan. Seperti kata pepatah modern problem need modern solution maka sampah zaman sekarang juga membutuhkan solusi teknologi baik itu jenis teknologi sederhana (low tech) maupun hi tech.
Salah satu contoh keberhasilan pemanfaatan teknologi dan pelibatan berbagai pihak untuk pengelolaan sampah ini adalah apa yang dilakukan oleh Siti Salamah dengan waste solution hub-nya di Jurang Mangu Timur, Tangerang Selatan.
Waste hub solution ini merupakan sebuah inovasi sosial dalam pengelolaan dan pemanfaatan sampah dengan melibatkan berbagai pihak. Salah satunya dengan menggandeng para pemulung di sekitar lokasi untuk menjadi mitra.
Tidak hanya menjadi mitra yang sekadar mengumpulkan sampah saja para pemulung ini juga mendapatkan edukasi dan pelatihan keterampilan yang nantinya bisa menaikkan taraf hidup mereka agar lebih layak.
Adanya waste solution hub ini memang menjadikan penghasilan para pemulung bisa bertambah. Hal ini karena waste solution hub memperpendek alur distribusi sampah dari pemulung ke industri pengolahan sampah. Jika sebelumnya melewati 4 hingga 5 pihak untuk bisa sampai ke pengolahan kini diperpendek sehingga uang yang diterima pemulung tidak banyak terpotong dan mendapatkan lebih banyak penghasilan. Jika sebelumnya dari 1 kg plastik pemulung menerima Rp 2.000 dengan alur distribusi yang semakin pendek maka bisa saja mereka mendapatkan Rp 5.000 per kilonya.
Pemanfaatan teknologi yang digunakan oleh waste hub solution ini juga menjadikan pengelolaan sampah bisa lebih terintegrasi. Sebagai contoh ada plastic hub yang mendaur ulang sampah plastik serta ada food and organic recycle yang mengelola sampah dari makanan dan bahan organik lainnya untuk dimanfaatkan menjadi barang lain yang bermanfaat seperti pupuk organik dan yang sejenisnya.
Kedepannya waste hub juga berencana untuk membuat sebuah marketplace online yang memungkinkan individu maupun perusahaan untuk memasarkan produk hasil recycle sampah plastik milik mereka.
Adanya perpaduan antara pemanfaatan teknologi dan keterlibatan multi pihak dalam pengelolaan sampah ini tentu saja diharapkan bisa menjadikan masing masing rumah tangga bisa less waste atau kalau memungkinkan bisa zero waste. Dengan demikian kekhawatiran terjadinya tempat pembuangan akhir sampah yang kapasitasnya penuh tidak perlu terjadi lagi.
Mendapatkan Apresiasi Satu Indonesia Award dari Astra
Sampai saat ini keberadaan dari waste hub solution sendiri sudah banyak dirasakan manfaatnya. Tercatat Waste Solution Hub yang digawangi 60 relawan telah mengedukasi lebih dari 23 ribu orang, menangani lebih dari 10 proyek. Mereka mengelola lebih dari 2,4 ton sampah dan mendistribusikan 3.066 paket sembako untuk pemulung.
Keberhasilan Siti Salamah dengan Waste Hub Solutionnya ini mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak. Salah satunya adalah ia berhasil mendapatkan penghargaan dari Astra. Pada tahun 2021 yang lalu Siti menerima apresiasi berupa Anugerah Satu Indonesia Award untuk kategori Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan dan Teknologi.
Bukan hal yang mengherankan memang jika ia menerima apresiasi berupa penghargaan Satu Indonesia Award karena apa yang ia lakukan beberapa tahun belakangan ini sejalan dengan Sustainable Development Goals Indonesia dan cita-cita Astra untuk sejahtera bersama bangsa.