Krisis di bidang SDM atau HR tidak hanya memberikan dampak manajerial perusahaan namun juga mental dan eksistensi karyawan itu sendiri.
Krisis HR di Tengah Pandemi
Akibat pandemi, banyak perusahaan yang sulit untuk mengatur karyawan terutama bagaimana mempertahankan dan juga menggaji karyawan.
Hal tersebut juga berkaitan dengan kondisi keuangan perusahaan yang cenderung tidak stabil di masa pandemi sehingga berupaya untuk menekan beban biaya salah satunya karyawan.
Hal lainnya adalah perusahaan masih bisa beroperasi namun kesulitan dalam menerapkan work from home dan berusaha mempertahankan karyawan terbaiknya.
Dari segi karyawan, rasa stres dan komunikasi yang minim selama bekerja dari rumah juga patut menjadi perhatian perusahaan.
Hal tersebut juga ditegaskan oleh John Stockwell, CPO Dentsu Aegis Network dalam Canadian HR Reward mengatakan bahwa tantangan terbesar perusahaan saat ini adalah bagaimana mereka bisa membangun komunikasi dan juga budaya kerja di atas keterbatasan akibat pandemi COVID-19.
Selain itu, HR pada sebuah perusahaan harus bersifat inklusif. Itu artinya HR tidak hanya berpegang dengan satu aturan namun harus memberikan ketersediaan kepada karyawan ke dalam segala hal.
Dengan adanya manajemen SDM yang inklusif, besar kemungkinan peluang keberhasilan perusahaan dalam mengatur karyawan terutama dalam upaya meningkatkan retensi karyawan di tengah pandemi.
Krisis HR di masa pandemi bukan hanya memberikan perubahan saat ini namun juga memberikan kesiapan perusahaan atas kemungkinan yang akan terjadi di masa depan.
Antisipasi Krisis HR
Seperti yang diketahui, manajemen krisis merupakan bagian terpenting dalam mengantisipasi dan juga menanggulangi krisis.
Dimana ada tiga tahapan penting dalam melakukan manajemen krisis yaitu respond, recover, dan juga thrive. Tidak berbeda dengan manajemen krisis lainnya, krisis HR juga perlu melalui tiga tahapan tersebut.
Tahap pertama adalah respond di mana perusahaan harus bisa menghadapi kondisi yang sedang terjadi saat ini dengan cepat. Kasusnya pada krisis HR saat pandemi adalah menyesuaikan beban karyawan atau mempertahankan karyawan dengan work from home.
Tahap kedua adalah recover. Setelah mampu menghadapi krisis dengan cara apa pun, perusahaan harus memikirkan langkah selanjutnya; peningkatan atau perbaikan.
Jika di tahap respond bernilai negatif, maka perusahaan wajib memperbaiki sistem organisasi HR agar mampu bertahan pada krisis-krisis ke depan.
Sebaliknya, jika di tahap respond bisa beradaptasi dengan baik atau positif, perusahaan wajib meningkatkan hal yang sudah baik agar proses adaptasi berjalan efektif dan efisien.
Di tahap ini perusahaan harus memikirkan langkah strategis di bidang HR seperti memperbaiki sistem tata kelola HR, meningkatkan aksesibilitas, komunikasi dan transparansi karyawan, atau melakukan retensi karyawan.
Tahap selanjutnya adalah thrive. Menurut Deloitte, di tahap ini perusahaan memikirkan mampu mengimplementasikan langkah strategis yang telah dibuat pada tahap respond.
Di bidang HR misalnya mulai berinvestasi dengan pihak ketiga untuk mengadakan teknologi HR seperti aplikasi HRIS atau Human Resources Information System.
Peran Aplikasi HR di Masa Krisis
Penggunaan teknologi di bidan HRIS seperti aplikasi HR mampu menghadirkan solusi di tengah krisis.
Seperti yang dikatakan oleh para pakar di bidang HR, poin penting seperti kesejahteraan karyawan, arus komunikasi, aksesibilitas, transparansi, dan juga lean management menjadi penting untuk menghadapi tantangan dan krisis HR di masa depan.
Itu semua dapat diwujudkan oleh penggunaan teknologi seperti aplikasi HR. Lalu apa saja bentuk dan peran HR dalam menghadirkan solusi di tengah krisis?
Employee Self-Service
Dengan teknologi HRIS seperti aplikasi HR, perusahaan bisa membangun sistem portal layanan mandiri karyawan atau employee self-service (ESS). Salah satu bentuk dari ESS adalah absensi dan pengajuan cuti secara online.
Karyawan bisa mengakses kebutuhan pekerjaan seperti absensi, pengajuan cuti, akses komunikasi, pinjaman, akses slip gaji, akses benefit dan akses data lainnya dengan mudah melalui smartphone.
Hal tersebut memungkinkan perusahaan untuk menerapkan work from home sekaligus memenuhi keleluasaan dan kesejahteraan karyawan di masa pandemi.
Tidak hanya karyawan keseluruhan, namun juga berlaku bagi karyawan HR. Dengan aplikasi HR, pekerjaan karyawan lebih ramping dan efisien.
Misalnya saja adalah akses karyawan untuk melakukan work from home, tanpa teknologi seperti aplikasi HR perusahaan akan kesulitan memantau dan mengatur absensi karyawan.
Bayangkan jika absensi dilakukan secara manual dengan ZOOM atau Whatsapp yang tentu akan menyulitkan HR.
Kemudahan juga berlaku saat pengajuan cuti, di mana proses pengajuan dan persetujuan bisa langsung dilakukan dengan satu aplikasi tanpa melewati proses birokrasi.
Proses Payroll Terintegrasi
Satu hal penting yang dapat diberikan aplikasi HR adalah integrasi data. Hal ini memudahkan karyawan HR melakukan perhitungan dan konsolidasi gaji secara otomatis.
Dengan teknologi HR seperti HRIS, seluruh data karyawan seperti absensi, cuti, jabatan, dan juga potongan pajak terintegrasi dan secara otomatis masuk ke dalam faktor perhitungan gaji.
Hal tersebut tentu memudahkan kerja karyawan HR dan perusahaan mampu menghindari human error seperti miskalkulasi atau bahkan salah membayar gaji.
Perusahaan juga bisa berkonsolidasi dengan aturan pemerintah terkait pajak secara otomatis. Misalnya saja seperti aturan relaksasi pajak penghasilan selama COVID-19.
Tidak hanya perhitungan, aplikasi HRIS juga mampu memberikan kemudahan dalam pembayaran gaji sehingga karyawan bisa menerima haknya di tengah pandemi tepat waktu.
Kesimpulan
Memang aplikasi HR bukanlah peran satu-satunya bagaimana perusahaan mampu menghadapi krisis HR. Ada banyak faktor-faktor lainnya baik yang bersifat struktural atau non-struktural.
Namun terlepas dari pada itu, penggunaan aplikasi HR menjadi penting di tengah disrupsi digital pada berbagai industri.
Tanpa menggunakan teknologi, perusahaan akan kesulitan untuk beradaptasi ke depannya. Di mana situasi bisnis akan berjalan dinamis.
Dengan menggunakan teknologi HRIS seperti aplikasi HR, perusahaan bisa lebih fokus ke pada proses bisnis yang lebih strategis tanpa harus berkutat pada masalah-masalah operasional seperti tata kelola HR.
Oleh karena itu, Talenta sebagai software HR siap memberikan solusi perusahaan di tengah krisis pandemi atau disrupsi digital. Dengan berbagai fitur mulai dari absensi online, Mekari Flex hingga payroll disbursement, Talenta menjadi penyedia layanan software HR terbaik saat ini.
Ingin tahu lebih lanjut? Silahkan ikuti free demo dengan menekan tautan berikut.